Saat kita menyebutkan diri seorang ekstrovert, apa yang terpikir di pertimbangan Rekan-rekan? Tentunya kalian akan memvisualisasikan orang ekstrovert sebagai individu yang banyak bicara, sukai tampil di muka umum, dan mempunyai spirit sebagai penolong sama-sama karena kekuatan sosial mereka yang hebat. Dan introvert umumnya dilukiskan sebagai individu yang tertutup, tidak sering keluar dari rumah, dan sukai kagok jika bergaul.
Berikut Ketidaksamaan Ekstrovert dan Introvert, Tidak Cuman Cerewet dan Pendiam!
Nach, tetapi apa penglihatan-pandangan ini betul? Rupanya tidak! Malah sebenarnya, ketidaksamaan esktrovert dan introvert dan maknanya lebih dalam dari itu, lho!
Table of Contents
– Ekstraversi dan Intraversi dalam Teori Psikologi
– Ekstrovert versus Introvert: Yang mana Kekuatan Verbalnya Lebih Baik?
– Ekstrovert versus Introvert: Yang mana Inteligensinya Lebih Tinggi?
– Ekstrovert versus Introvert: Siapakah yang Takut dengan Sendirian?
– Ambivert? Emangnya Ada?
– Beberapa tokoh Ekstrovert Panutan
– Beberapa tokoh Introvert Panutan
– Rekomendasi:
Ekstraversi dan Intraversi dalam Teori Psikologi
Carl Jung dalam bukunya, Psychological Tipes (2016) mendeskripsikan ada dua tipe personalitas pada diri manusia berdasar pencurahan libido, yakni ekstrovert (orang yang condong meluapkan libido ke luar diri) dan introvert (orang yang condong meluapkan libido ke diri). Tujuan libido dalam teori Jung memiliki arti “energi.” Maka menurut Jung, jika kalian terhitung orang yang menyukai habiskan energi dengan bergaul atau mengeksploitasi beberapa hal di luar dianya. Dan jika kalian sukai menyendiri atau mengeksploitasi beberapa hal di pada diri, karena itu kalian ialah introvert. Pemikiran orang ekstrovert condong obyektif, dibanding introvert yang condong subyektif.
Tetapi, seiring waktu berjalan, miskonsepsi berkenaan ektraversi dan intraversi jadi makin terang. Trend kultur pop umumnya berperanan di sini, karena kecondongan beberapa orang mencicipi ekstrovert jadi orang hiperaktif, dan orang introvert sebagai antisosial. Miskonsepsi ini peluang didasari karena orang pemula tidak ketahui dengan jelas teori psikologi personalitas. Tetapi, tidak afdol jadi sebagai pembaca Universitas Psikologi jika kita tidak cari bukti-bukti dan kenyataannya, kan? Cek these out!
Ekstrovert versus Introvert: Yang mana Kekuatan Verbalnya Lebih Baik?
Orang ekstrovert sering dicap punyai kekuatan verbal yang lebih bagus dibanding orang introvert. Apakah benar begitu? Belakangan ini, riset dari Samand (2019) mengonfirmasi jika rupanya personalitas ekstrovert dan introvert tidak mempunyai korelasi dengan kekuatan verbal. Meski begitu, riset ini memberikan laporan jika ada kecondongan pelajar introvert mempunyai kekuatan bicara bahasa asing semakin tinggi dibanding pelajar ekstrovert. Riset ini sekalian memutus asumsi jika orang ekstrovert mempunyai kekuatan verbal yang semakin tinggi dibanding orang introvert.
Nach, bagaimana ketidaksamaan introvert dan ekstrovert menurut beberapa pakar dalam kekuatan bahasa pada umumnya? Tidak boleh cemas, banyak riset yang lain yang mengulas ini.
Riset Zafar, Khan, dan Meenakshi (2017) memberikan laporan jika dalam pelajaran bahasa Inggris, pelajar ekstrovert condong mempunyai kekuatan bicara (speaking) dan membaca (reading) semakin tinggi dibanding pelajar introvert. Dan pelajar introvert condong mempunyai kekuatan dengarkan (listening) yang semakin tinggi. Kekuatan menulis (writing) tidak mempunyai korelasi dengan ke-2 personalitas. Riset ini memberikan dukungan argument jika personalitas dengan ekstraversi tinggi direferensikan dalam pelajari bahasa asing.
Selanjutnya, sebuah riset di Indonesia oleh Octavia (2017) menerangkan jika ada korelasi di antara personalitas ekstrovert dan introvert dengan sikap mahasiswa dalam pelajari bahasa Inggris. Hasilnya, didapat ringkasan jika mahasiswa berpribadi introvert mempunyai sikap yang lebih positif dalam pelajari bahasa Inggris dibanding mahasiswa berpribadi introvert.
Hasil study lain dari Muharrami (2013) dengan simpatisan pelajar SMA mengatakan jika ada ketidaksamaan kekuatan pelajar introvert dan ekstrovert dalam kekuatan dengarkan. Study ini memberikan laporan jika pelajar introvert condong mempunyai kekuatan dengarkan yang lebih bagus daripada pelajar ekstrovert.
Ekstrovert versus Introvert: Yang mana Inteligensinya Lebih Tinggi?
Siapakah yang lebih pintar di antara introvert dan ekstrovert?Siapa yang menyukai menonton film, hayo? Jika kalian lihat dengan cermat, umumnya figur film yang introvert tentu dilukiskan jadi orang culun, kutu buku, serta lebih aktif secara akademik. Dalam pada itu, orang ekstrovert selalu dilukiskan sebagai individu yang semangat dan tidak mengenal capek, tapi tidak begitu pandai secara akademik.
Nach, stereotip yang berkembang dalam masyarakat itu diputus oleh riset Saklofske dan Kostura (1990), yang sekalian mengonfirmasi opini Eysenck (1970) jika tidak ada korelasi di antara inteligensi dengan personalitas seorang. Meski begitu, riset ini masih mempunyai kekurangan, yakni pengukur inteligensi cuman didasari pada score test inteligensi pada periode kanak-kanak.
Teori-teori personalitas Freud dan Erikson mengatakan jika seiring waktu berjalan, personalitas seorang akan semakin berkembang. Meski begitu, selama ini tidak ada riset yang mengatakan korelasi personalitas dengan tingkat inteligensi seorang di periode dewasa. Untuk mengkonfirmasinya, pada suatu riset dari Dunn dan Eliot (1993), tidak ada dampak personalitas seorang pada kepandaian spasial, dan tidak membandingkan di antara ekstrovert dan introvert . Maka, dapat disebutkan jika miskonsepsi berkaitan kepandaian introvert yang semakin tinggi dibanding introvert terjawab di sini, walau mereka kemungkinan mempunyai sistem belajar yang lain.
Ekstrovert versus Introvert: Siapakah yang Takut dengan Sendirian?
Ada yang menjelaskan jika ekstrovert gampang kesepian dan takut ditinggalkan sendirian. Apakah benar demikian?
Zelenski, dkk. (2014) menjelaskan jika ketersendirian dekat sama intraversi dan well being subyektif. Meski begitu, tidak berarti beberapa orang ekstrovert tidak memiliki hak sendirian, atau takut ditinggalkan sendirian.
Menurut Eysenck dan Eysenck (1985), ekstraversi dibuat dari minimnya rangsangan akut, hingga orang ekstrovert akan condong cari rangsangan ganti rugi dalam sikap beresiko, sosial, dan biasanya aktif. Kebalikannya, introvert penuhi keperluan stimulan mereka lebih gampang dan menjadi terlampau terstimulasi dalam kerangka yang paling sosial, hingga orang introvert akan condong cenderung pilih kegiatan yang semakin tenang.
Ambivert? Emangnya Ada?
Jangan-jangan kamu bukan introvert atau ekstrovert, tapi ambivert!Nach, rupanya selainnya ekstrovert dan introvert, ada personalitas yang diberi nama ambivert. Kemungkinan umumnya dari kalian sudah mengetahui, kan? Seorang ambivert ialah seorang yang memperlihatkan kualitas introversi dan ekstraversi dalam ukuran yang hampir serupa, dan bisa beralih menjadi introvert atau ekstrovert bergantung pada situasi hati, kerangka, dan arah mereka.
Oleh karena itu, ambivert disebutkan outgoing introvert (introvert yang dapat “keluar cangkang” pada kondisi tertentu, atau disekitaran orang tertentu, atau saat betul-betul perlu), antisocial extrovert (ekstrovert yang memerlukan waktu untuk re-charge energi saat sebelum bergaul ataupun lebih sukai menyendiri dibanding seorang ekstrovert secara umum) dan social introvert (introvert yang dapat bergaul dengan banyak orang jika dibutuhkan).
Tetapi jika melihat ke teori awalannya, Jung memvisualisasikan ekstrovert dan introvert sebagai spektrum, jadi tidak ada orang yang betul-betul introvert dan ekstrovert.
Beberapa tokoh Ekstrovert Panutan
– Steve Jobs
Steve Jobs ialah pendiri perusahaan Apple, yang kita mengenal sebagai satu perusahaan besar yang beroperasi di sektor tehnologi. Apple populer dengan produk-produknya yang berbeda dan sarat dengan feature menarik. Tidaklah aneh jika Steve Jobs sendiri dikenal juga jadi orang yang pintar ambil peluang,kreatif, dan inovatif. Disamping itu, dia mempunyai style bicara yang karismatik, hingga beberapa orang jadi di inspirasi dengan perkataannya.
– Leonardo da Vinci
Leonardo da Vinci ialah pelukis sekalian seniman dan periset di jaman Renaisans. Populer dengan kreasinya, ‘Mona Lisa,’ ‘Vitruvian Man,’ dan ‘The Last Supper,’ da Vinci terhitung seniman yang gesturf dan sarat dengan gagasan. Dia mempunyai beberapa karya di luar lukisan, seperti pada sektor anatomi, botani, tehnik sipil, geologi, hidrodinamik, dan lain-lain.
– Margaret Thatcher
Jika kalian pernah melihat film The Iron Lady atau seri The Crown, kalian tentu tahu jika Margaret Thatcher, seorang ekstrovert, ialah wanita paling ditakutkan di Britania Raya pada era ke-20 sejak memegang jadi Pertama Menteri wanita pertama di negaranya. Dia bukan hanya dihormati karena ketegasan hatinya, tapi juga style kepimpinannya yang demikian kuat. Dia berperanan dalam perdamaian di antara Inggris dengan Irlandia Utara, kembalikan prestige dunia militer, dan reformasi dunia pengajaran di Britania Raya.
– Muhammad Ali
Petinju kelas dunia Muhammad Ali tidak cuma sebagai olahragawan yang berpotensi dan kaya prestasi, tapi juga individu yang bela hak-hak masyarakat kulit hitam di Amerika Serikat. Dia dikenali mempunyai style berbicara yang terang-terangan, tapi jujur dan apa yang ada.
– Robin Williams
Robin Williams ialah artis sekalian pelawak yang betul-betul tidak dapat kita pisah dari urutan orang populer yang ekstrovert. Mempunyai style unik dan padat improvisasi, dia memikat hati beberapa pencinta film dari anak-anak sampai dewasa. Peranan Robin Williams yang terpopuler diantaranya sebagai Genie di film animasi Aladdin, Dr. Sean Maguire di film Good Will Hunting, dan Theodore Roosevelt di film Night at the Museum.
Beberapa tokoh Introvert Panutan
– Albert Einstein
Siapakah yang tidak mengenal beliau? Einstein ialah epitome dari genius. Dia mempunyai banyak kontributor di bagian matematika, fisika, dan ilmu dan pengetahuan alam pada umumnya karena teori relativitasnya.
– JK Rowling
Penulis bernegara Inggris ini ialah pembuat seri fantasi Harry Potter, yang tidak disangsikan kembali dampaknya di penjuru dunia. Karena karisma Harry Potter, Rowling dilihat sebagai salah satunya penulis yang bawa jenis young adult fantasy sebagai jenis yang dapat sukses di pasar novel. Cukup satu kata yang menggambarkan beliau: khayalannya hebat!
– Elon Musk
Pebisnis sekalian CEO dari Tesla Motors ini jadi milyarder dalam umur yang masih muda karena keahliannya dalam taktik usaha dan passion-nya dalam tehnologi. Elon Musk sempat sukses menaklukkan Jeff Bezos, CEO Amazon, jadi orang paling kaya nomor satu di dunia, sampai Bezos kembalikan kembali titelnya tanggal 16 Februari 2021 kemarin.
– Steven Spielberg
Siapa yang sempat menonton Jurassic Park, Jaws, atau E.T: The Extra-Terrestrial? Steven Spielberg yang rupanya dalah seorang introvert sebagai sutradara beberapa film itu, dan ada banyak kembali film yang lain yang dibuat dari pikiran inovatif dan inovatifnya. Lebih dari itu, Spielberg kerap memakai cerita kehidupan setiap hari dan perkembangan diri yang dihubungkan dengan dunia fantasi dan fiksi ilmiah, hingga beberapa film yang digarapnya demikian membekas pada pemirsa secara emosional.
– Mahatma Gandhi
Mahatma Gandhi ialah pejuang perdamaian hak-hak masyarakat sipil di India di saat dijajah oleh Inggris. Saat muda, Gandhi dan beberapa rekannya lakukan protes tahun 1894 disebabkan keputusan Inggris hilangkan hak pilihan masyarakat India di wilayah Natal, sebuah penjajahan Inggris yang berada di Afrika. Protes itu selanjutnya melahirkan penglihatan hidup Satyagraha, yakni satu penglihatan yang fokus pada kebenaran dan tanpa tindak kekerasan. Gandhi selanjutnya bawa konsep Satyagraha dengannya setelah pulang dari Afrika ke India, persisnya tahun 1915, dan memulai mempropagandakan Satyagraha tahun 1930 menantang peraturan Inggris yang bikin rugi masyarakat India. Dampak Gandhi pada pergerakan perlawanan sipil masih berasa sampai saat ini, terutamanya pada Martin Luther King, Jr., yang perjuangkan hak-hak kulit hitam di Amerika Serikat.
kunjungi juga hipnoterapi jogja