Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Dadan Kusdiana mengatakan, keberadaan kilang minyak masih dibutuhkan untuk membantu transisi kekuatan berasal dari kekuatan fosil ke green fuel.
Pemerintah tetap meningkatkan penggunaan bahan bakar nabati (BBN) sebagai kekuatan berkelanjutan. Saat ini program biodiesel udah terjadi dan diprediksi akan meningkat di era depan.
“Nantinya kilang ini akan berperan didalam mengolah penggunaan green fuel yang sekarang baru terjadi berasal dari sisi penggunaan biodiesel dan ini udah menjadi berjalan,” ujarnya didalam webinarDadan melanjutkan, arahan Presiden udah menyadari bahwa penggunaan bahan bakar nabati mesti ditingkatkan sejalan bersama meningkatnya mengolah sawit dan terhitung konsumsi. Saat ini pihaknya terhitung udah melaksanakan kajian untuk penggunaan B40 dan B50.
“Kami udah melaksanakan kajian dan uji cobalah di lab untuk penggunaan B40 dan B50 dengan flow meter digital. Hasilnya baik dan akan dikerjakan road test mirip layaknya pernah B30, B20, dan B10 untuk meyakinkan bahwa baik mesin maupun bahan bakar sesuai,” tuturnya.
Menurut dia, penggunaan biodiesel ini akan mendorong bauran kekuatan baru terbarukan (EBT) lebih tinggi lagi, menghemat devisa, dan juga meningkatkan harga CPO dan melakukan perbaikan kesejahteraan petani. Dari sisi lingkungan terhitung ramah lingkungan karena emisi yang dikeluarkan tidak menghasilkan penambahan emisi gas rumah kaca.
Adapun th. ini target alokasi program biodiesel sebesar 9,2 juta kilo liter. “Kemungkinan besar akan terlewati karena pertumbuhan ekonomi yang lebih cepat berasal dari perkiraan sewaktu kita menyusun konsep di th. 2020. Kami akan mendorong peningkatan penggunaan biodiesel