Tahukah kamu? Berdasar survey, 86% pegawai dan eksekutif mengatakan komunikasi yang tidak efisien sebagai pemicu ketidakberhasilan pada tempat kerja. Komunikasi yang terjadi secara baik mempunyai beberapa faedah seperti menghindar miskomunikasi, membuat lingkungan kerja yang nyaman, dan kurangi berlangsungnya perselisihan. Maka dari itu, untuk kamu yang ragu saat bicara dengan rekanan kerja atau atasanmu, berikut langkah berbicara yang bagus pada tempat kerja.
- Menjadi pendengar yang bagus
Dengar orang bicara sebagai hal yang gampang, tetapi yang susah yakni dengarkan. Dengarkan ialah sisi penting dalam berlangsungnya sebuah proses komunikasi yang bagus. Dengan dengarkan, kamu semakin lebih memahami tujuan dari musuh bicaramu. Hingga kamu bisa memberi tanggapan yang sesuai kemauan mereka.
- Pahami style komunikasi
Penting untuk kamu untuk pahami style berbicara beberapa orang yang di lingkungan kerjamu, tetapi kadang ini tidak mudah. Hingga memerlukan waktu supaya pahami style berbicara seorang. Pada intinya ada 4 style komunikasi yang perlu kamu kenali yakni seperti berikut,
- Pasif
Orang dengan style ini umumnya kelihatan cuek akan suatu hal.sebuah hal. Mereka umumnya kerap kali tidak berhasil untuk mengutarakan rasa atau keperluan. Hingga dalam pembicaraan mereka kerap dikuasai oleh seseorang. Diambil dari online.alvernia.edu, orang dengan style komunikasi yang pasif umumnya jelek dalam komunikasi non-verbal. Disamping itu mereka umumnya kesusahan untuk menjelaskan “tidak” atau menampik suatu hal.sebuah hal.
- Agresif
Lumayan gampang untuk ketahui tujuan dari orang yang berbicara secara agresif. Tetapi, mereka kerap keluarkan perintah, ajukan pertanyaan dengan kasar dan tidak berhasil dengarkan seseorang. Dalam berbicara, mereka umumnya berkesan frontal saat sampaikan suatu hal.sebuah hal. Misalkan “Saya betul dan kamu salah.” Hingga saat kamu berbicara dengan rekanan kerja yang mempunyai style agresif, coba untuk menyingkat waktu dengan bicara poin penting saja. Bila tidak begitu penting, coba jauhi berdiskusi sama mereka.
- Pasif-Agresif
Style komunikasi pasif-agresif cukup susah untuk dimengerti. Karena umumnya orang dengan style komunikasi ini terlihat pasif di atas, tapi dalam hati mereka benar-benar aktif. Umumnya komunikator pasif-agresif akan bergumam pada diri sendiri dibanding hadapi seorang atau permasalahan.
4-gaya-komunikasi
Karena orang dengan style komunikasi ini kesusahan mengaku kemauan mereka. Hingga gestur (non-verbal) mereka umumnya berlainan dengan yang disebutkan. Salah satunya beberapa ciri orang dengan style komunikasi pasif-agresif ialah kerap memakai kritikan atau sarkasme.Misalkan, saat kamu minta dana untuk kerjakan suatu hal pekerjaan.
“Gapapa kok, tetapi jika kelirunya banyak tidak boleh salahin saya ya.”
Otomatis, kalimat di atas memiliki kandungan dua arti. Pertama mereka terima keinginan kamu, tetapi di sisi lain mereka sebetulnya berkeberatan hingga berkesan mau tak mau. Untuk pahami style berbicara pasif-agresif, kamu bisa memerhatikan bahasa badan atau gestur mereka lebih dulu.
- Asertif
Orang dengan style komunikasi ini sebagai persyaratan rekanan kerja yang bisa kamu mengajak kerja-sama secara baik. Berbicara sama mereka akan berasa lebih gampang. Karena style komunikasi asertif bisa ekspresikan gagasan dan hati mereka secara baik, tanpa mengenyamping kebutuhan seseorang. Disamping itu, mereka cukup terbuka saat lakukan perbincangan. Bila mereka tidak sepakat dengan pendapatmu, mereka bisa mengomunikasikannya secara baik dan santun. Hingga orang dengan style asertif benar-benar gampang untuk dimengerti.
- Sampaikan pesan secara jelas
Ini bisa membuat pesan yang dikatakan bisa diterima secara baik oleh rekanan kerjamu. Bila kamu berasa kurang bisa berbicara secara baik atau umum terburu-buru, coba untuk tenang lebih dulu. Ini bisa dilaksanakan saat dengarkan apa yang musuh bicaramu berikan.
Kamu bisa juga pikirkan lebih dulu hal yang ingin dikatakan. Hingga kamu dapat memberi info yang betul tanpa berbelit-belit.
Disamping itu, supaya komunikasi jadi lebih terang, kamu bisa menghindar kalimat pengisi yang memperlihatkan kebimbangan seperti “hmm” atau “aaa…”. Ini bisa memperlihatkan rasa kurang percaya dengan yang kamu berikan. Misalkan,
“Aku sepakat dengan pendapatmu, hmm…tapi bagaimana jika kita kerjakan keinginan client lebih dulu. Masalahnya aaa…(memikirkan suatu hal) hal itu kelihatannya lebih efisien.”
- Gunakan bahasa badan atau non-verbal
Komunikasi non-verbal sebagai sisi penting dalam berlangsungnya komunikasi yang efisien. Non-verbal ialah wujud berbicara yang tidak memakai kalimat, tetapi bahasa badan dan gestur. Dengan menambah bahasa badan saat berbicara bisa memperkuat pesan yang ingin dikatakan. Salah satunya misalnya ialah anggukan kepala yang kamu kerjakan saat menyepakati suatu hal.sebuah hal.
Dengan menyaksikan bahasa badan, orang bisa juga ketahui jika kamu sedang bohong atau sembunyikan suatu hal.sebuah hal. Ini disebabkan karena ketidaksamaan bahasa badan dengan hal yang disampaikan. Misalkan, saat bohong, orang condong menghindar contact mata dengan musuh bicaranya.
Disamping itu, dari beberapa jenis komunikasi non-verbal, kamu bisa memakai cara-cara berikut supaya komunikasi bisa jalan secara lancar.
Air muka, benar-benar menolong memberikan hati yang kamu alami saat sampaikan pesan. Misalkan, saat berita gembira, mukamu akan memperlihatkan senyum.
Intonasi, memperlihatkan tinggi rendahnya suara suara yang kamu keluarkan di saat berbicara. Hal ini berperan untuk perkuat pesan di saat berbicara. Misalkan, saat kamu bersedih atau dirundung permasalahan, intonasi saat berbicara condong perlahan dan kelihatan tidak semangat.
Gerakan, umumnya bisa memperlihatkan keyakinan diri di saat berbicara. Misalkan, saat kamu percaya akan suatu hal, karena itu gerakan badanmu akan kelihatan tegap.
- Empati
Dalam komunikasi, kamu harus juga ketahui bagaimana kerangka dan keadaan yang terjadi. Ini bisa berlaku pada temanmu atau keadaan pada tempat kerja. Untuk pahami hal itu, kamu harus mempunyai rasa empati. Simpelnya empati ialah kekuatan untuk memikirkan diri kita ada di status seorang, hingga kamu bisa pahami apa yang dirasa oleh orang itu. Pada aplikasinya, kamu dapat lebih dulu dapat bertanya berita atau dengarkan bila mereka ajak bicara lebih dulu.
Misalkan, kamu disuruh oleh atasan untuk memberi pekerjaan ke salah satunya rekanmu. Tetapi, pada waktu itu ia kelihatan muram. Bila memakai empati, kamu akan menanyakan beritanya lebih dulu saat sebelum memberi pekerjaan itu.
“Apa kamu tidak ada apa-apa? Atau “Adakah permasalahan, kamu kelihatan buruk?”
Sesudah ketahui kondisinya, kamu kemungkinan dapat sampaikan niatmu untuk memberi pekerjaan itu
“Oh ya,, ini barusan atasan minta kamu untuk membikin laporan A. Tetapi tidak boleh paksa dahulu, kelak saja apabila sudah cukup tenang. Bila kamu kesusahan, langsung meminta kontribusi saya saja ya”..
Dengan memiliki empati, kamu bisa memberi tanggapan terbaik di saat berkomunikasi.
- Tunjukan sikap ramah dan santun
Hampir sama dengan komunikasi non-verbal, kamu harus juga bisa memperlihatkan gestur yang ramah dan santun. Ditambah saat bicara dengan atasan. Ini mempunyai tujuan supaya komunikasi yang kamu kerjakan bisa berjalan baik tanpa berlangsungnya kesalah pahaman.
Tidak harus jadi pasif, tetapi kamu bisa memberikan peluang musuh bicaramu untuk bicara lebih dulu dan mendengarkannya secara baik. Selain itu, saat tidak sepakat dengan gagasannya, kamu bisa memberikan respon tanpa mengundang pembicaraan.
Misalkan, “Waah,, opini yang baik, tetapi bagaimana jika kita meminta opini manajer lebih dulu”
Pokok dari ini yakni, bagaimana kamu bisa memberi respon tiap pesan yang mereka berikan tak perlu membuat mereka tersinggung.
- Jangan takut menanyakan
Bila kamu berasa kurang pahami akan suatu hal, tidak boleh takut untuk bertanya hal itu. Ajukan pertanyaan bukan hanya memperlihatkan jika kamu dengarkan, tapi juga memperjelas kamu sedang coba pahami seseorang. Hal ini dapat juga membuat kamu dapat semakin pahami pesan yang mereka berikan.
- Hindari mengulas topik peka
Diambil dari tulisan pada Fermont Collage, saat berkomunikasi, upayakan supaya topik perbincangan pada tempat kerja masih tetap netral. Mengendalikan diri dari mengulas politik atau topik peka lainnya bisa menahan kamu menyentuh siapa saja. Kadang sebagai gagasan yang baik untuk mengulas sebuah peristiwa terkini, dengan arah mendekat dengan rekanan kerja. Tetapi, kamu tidak tahukan apa yang sebetulnya mereka pikir? Maka dari itu, menghindar mengulas topik peka sebagai cara yang pas saat berbicara dengan rekanan kerjamu.
Baca Juga: Biaya Kuliah Dan Hidup di Turki