Beberapa anak kemungkinan gampang berasa malu saat ditempatkan pada keadaan baru. Ini sebetulnya termasuk wajar dan lumrah terjadi. Tetapi supaya karakter pemalu Sang Kecil tidaklah sampai mengusik kehidupan sosialnya, orangtua perlu menolong tumbuhkan keberaniannya.
Sebetulnya, tidak ada yang keliru bila Sang Kecil mempunyai karakter pemalu. Anak pemalu umumnya lebih berdikari, arif, dan gampang memiliki empati. Namun, anak yang terlampau pemalu dapat alami kesusahan saat menjalankan hidupnya. Yok, Bunda dan Ayah, tolong Sang Kecil menangani karakter pemalu dalam dianya.
Panduan Tumbuhkan Keberanian pada Anak Pemalu
Walau biasa terjadi pada anak-anak, tetapi sebetulnya ada factor yang lain ikut bisa mengakibatkan seorang anak jadi pemalu, seperti mengikuti karakter orangtua, tidak diberikan bergaul sejak awal kali, korban penghinaan (bullying), dan selalu dituntut jadi menjadi yang terbaik dalam segalanya.
Sebetulnya anak pemalu kemungkinan ingin bergaul, tetapi mereka sering berasa takut, sangsi, dan tidak paham bagaimana triknya. Harus diingat, peranan orangtua dalam pembangunan watak anak sangat penting.
Berikut sejumlah hal yang dapat Bunda dan Ayah kerjakan untuk tumbuhkan karakter berani pada anak yang pemalu:
- Dorong anak untuk bercerita beberapa hal yang membuat malu
Anak yang pemalu biasanya berasa malu untuk menceritakan dan tampilkan kekuatannya. Maka dari itu, coba ajak Sang Kecil untuk meluapkan isi hatinya, untuk cari tahu apakah yang membuat gampang berasa malu.
Dengan demikian, Bunda dan Ayah bisa tentukan langkah yang pas untuk menggerakkan keberaniannya dan menantang rasa malu yang ia alami.
Jika orangtua sanggup dengarkan isi hati anak, Sang Kecil dapat berasa mempunyai tempat untuk meluapkan hatinya. Ini makin lama akan menolongnya agar semakin berani berbicara sama orang lain.
- Jangan sebutkan anak pemalu
Walau dia pemalu, tetapi jauhi mengatakan “anak pemalu”, karena dia bisa saja akan betul-betul yakini jika dia memang apakah yang disebutkan orang ke dianya. Ucapkan juga ke beberapa orang paling dekatnya tidak untuk menjelaskan hal sama.
Kebalikannya, Bunda dan Ayah dapat mendorongnya supaya lebih berani, lewat kalimat afirmatif dan suportif, setiap dia coba lakukan hal baru, seperti “wah, anak Bunda, jawara dan pemberani, ya? Luar biasa!”.
- Hindari membentak anak
Saat anak mulai memperlihatkan karakter pemalu, Bunda dan Ayah seharusnya tidak lalu membentak atau mengolok-oloknya. Tidak boleh juga memaksakan ia untuk lakukan hal yang ditakuti. Coba untuk pahami hatinya lebih dulu.
Statuskan langkah pandang Bunda dan Ayah, seperti langkah Sang Kecil melihat orang dan lingkungan disekelilingnya. Pelan-pelan terangkan padanya jika sebetulnya tidak ada sesuatu hal yang penting dia takuti. Bunda dan Ayah bisa juga memberikan contoh bagaimanakah cara hadapi keadaan yang Sang Kecil jauhi.
- Tempatkan anak pada keadaan sosial
Orangtua dapat langsung turun menolong anak berkawan dengan beberapa temannya. Sebagai contoh, saat acara sekolah, Bunda dan Ayah mulai bisa perbincangan dengan beberapa temannya dan pancing Sang Kecil untuk berhubungan sama mereka.
- Bangun rasa yakin dianya
Bangun keberaniannya untuk berhubungan sama orang yang tidak dikenali. Misalkan memerintahnya untuk pesan makanan yang ia ingin ke pelayan saat makan di restaurant, atau memberikannya uang untuk bayar barang belanjaan di kasir. Orangtua juga bisa melangsungkan acara pesta skala kecil di dalam rumah dan mengundang beberapa temannya dan orangtua mereka.
- Tunjukkan karakter optimis di muka Sang Kecil
Jadilah contoh yang bagus untuk anak. Umumnya anak sukai mengikuti apa yang sudah dilakukan orangtua. Nach, saat Bunda dan Ayah kerap menegur tetangga saat berjumpa di jalan atau berlaku ramah ke seseorang dengan optimis, Sang Kecil kemungkinan dapat menirunya.
- Beri sanjungan
Saat anak sukses memperlihatkan rasa yakin dianya atau sukses menegur seseorang, karena itu Bunda dan Ayah bisa memberi animo buatnya, berbentuk sanjungan. Dengan demikian anak berasa jika dia telah lakukan hal yang benar dan baik.
Menangani karakter pemalu pada anak tidak dapat dilaksanakan dalam waktu cepat . Maka, orangtua seharusnya tidak memaksakan atau membentak saat Sang Kecil masih jadi figur yang pemalu dan belum sanggup jadi pemberani sama sesuai harapan orangtua.
Bunda dan Ayah disarankan untuk selalu sabar menggerakkan Sang Kecil jadi pemberani dengan jadi panutan dan memberikan contoh kepadanya. Bila karakter pemalu sangat terlalu berlebih, seharusnya Bunda dan Ayah konsultasi ke psikiater anak untuk memperoleh jalan keluar yang akurat.
Baca Juga: Solusi Sehat